Bincang Soreku dengan Ibu

Di sini aku lagi mau nulis bincang-bincangku saja. Tadi aku ngobrol sama ibu, lebih seperti curhat sih. Oh iya, hari ini juga spesial — aku tidak masuk sekolah karena sedang tidak mau masuk sekolah, hahahaha, dan ibuku mengizinkan.
Poin-poin utama yang diobrolin adalah:
- Seberapa pentingnya meditasi di tengah hiruk-pikuk kehidupan
- Seberapa pentingnya komunikasi anak dengan orangtua
- Seberapa pentingnya punya mindset yang baik soal belajar
- Bahagia itu apa sih?
Meditasi dan Monkey Mind
Pertama, aku ngomongin soal meditasi. Aku memutar video Dagpo Mingyur Rinpoche di YouTube, wawancara di DAAI TV tentang monkey mind — pikiran liar, ibarat monyet yang bergelantungan ke sana-sini.
Aku merasa relate dengan wawancaranya dan kudiskusikan bersama ibu. Banyak non-buddhis yang tertarik belajar meditasi, bahkan presenternya juga. Aku jadi mikir, kok malah kita yang udah paham teorinya dari ajaran agama malah nggak meditasi? Rumit, memang.
Aku cerita kalau tanpa meditasi, mungkin hasil sekolahku bakal berantakan. Monkey mind memang sebegitu nyatanya. Aku juga sering cemas berlebih, dan meditasi helps me a lot. Tapi aku nggak mau self-diagnosed semacam anxiety disorder tanpa orang yang ahli.
Mengatur Emosi
Aku pernah kelepasan emosi sampai membahayakan orang lain. Aku bilang ke ibu, kalau ada orang ngatain kita, sebenernya diri kita sendiri yang bikin kesel. Kata “anjing” misalnya — kita nganggep itu kasar karena sudah disepakati secara sosial, padahal secara literal cuma rangkaian huruf a-n-j-i-n-g atau nama latin Canis familiaris.
Pada akhirnya semua tergantung persepsi kita. Kalau asosiasi katanya positif, responnya juga positif.
Hubungan Anak dan Orangtua
Kemudian obrolan geser ke hubungan anak-orangtua. Banyak teman yang nggak dekat sama orangtuanya, bahkan ada yang hubungannya buruk banget. Salah satunya sampai bikin status berharap ibunya meninggal. Itu bikin aku sadar pentingnya menjaga relasi anak-orangtua.
Makanya aku bersyukur masih punya orangtua yang mau dengerin curhat anak-anaknya, walau kadang dikacangin juga.
Takut Jadi Orang Dewasa
Aku bilang ke ibu kalau aku takut jadi orang dewasa — hidupnya flat: bangun, kerja, pulang, tidur. Ibuku jawab, semua itu tergantung karma masing-masing. Aku tahu, tapi aku pengen munculin biji karmanya dari sekarang.
Selama ini aku belajar bukan karena dipaksa, tapi karena tahu tujuannya. Aku juga bahas mindset belajar buat UN dan rencana belajar fisika. Masih bimbang antara belajar berkelanjutan atau fokus materi UN.
Soal Uang dan Bahagia
Kami juga bahas soal pekerjaan santai, gaji besar, dan rasa cukup. Intinya, bahagia itu within, bukan without. Beli tas 100 ribu bisa sama bahagianya atau bahkan lebih bahagia daripada beli tas 100 juta — semua tergantung pikiran.
Meditasi membantu supaya nggak terlalu terpengaruh hal eksternal. Misalnya sakit fisik, bukan berarti batin juga harus sakit.
Penutup
Keluargaku unik. Walau nggak bisa dibilang kaya, keinginan selalu terpenuhi. Hahaha. Ya sudah, itu aja bincang-bincangku sama ibu hari ini. Menurutku menarik buat ditulis di blog sebagai kenang-kenangan.
Terima kasih yang sudah baca! See you!
read this more